anaku .. jika aku sudah menua

Wednesday 12 August 2009 | Labels: | 0 comments |

Kalau aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula.
Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku.
Kalau pakaianku terciprat sup, kalau aku lupa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.
Kalau aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, janganlah memutus pembicaraanku. Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tertidur.
Kalau aku memerlukanmu untuk memandikanku, janganlah marah padaku. Ingatlah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi?
Kalau aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku. Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap "mengapa" darimu.
Kalau aku tak dapat berjalan, ulurkanlah tanganmu yang masih kuat untuk memapahku. Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.
Kalau aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat. Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau disamping mendengarkan, aku sudah sangat puas.
Kalau kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka. Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan.
Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini,Sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku.
Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur, dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu

berbuat baik sama orang tua

| Labels: | 0 comments |

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى
وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ
الْمَصِيرُ*

"Dan Kami perintahkan Kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yanq
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada dua ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu" (Q.S. Luqman: 14)


Istilah birrul walidain adalah istilah yang dipakai Rasulullah SAW sebagai
disebutkan oleh sahabat Abdullah bin Mas'ud ketika seorang bertanya kepada
Rasulullah saw. tentang amalan apa yang paling disukai oleh Allah SWT.
"Diriwayatkan dari Abu Abdurrahman Abdullah ibnu Mas'ud r.a.,dia berkata, "Aku
bertanya kepada Nabi SAW, "apa amalan yang paling disukai oleh Allah SWT ?"
Beliau menjawab, "shalat tepat pada waktunya", Aku bertanya lagi, "kemudian
apa ?" Beliau menjawab, "birrul walidain". Kemudian aku bertanya lagi,
"seterusnya apa ?" Beliau menjawab, "jihad fi sabilillah" (Muttat'aqun
'Alaih)

Birrul walidain terdiri dan kata al birrul artinya kebajikan dan al
walidain artinya dua orang tua atau ayah bunda. Maka, birrul walidain maknanya
berbuat kebajikan kepada kedua orangtua atau berbuat ihsan sesuai dengan
diperintahkan Allah SWT di dalam surah Al Ahqaf ayat 15 : "Kami wajibkan
kepada umat manusia supaya berbuat kebaikan (ihsan) kepada dua orang ayah
bundanya".

Sahabat Abu Umamah r.a. mengisahkan, bahwa seseorang bertanya kepada
Rasulullah SAW. mengenai peranan kedua orang tua, yang dijawab oleh
Rasulullah SAW, "Mereka (kedua orang tua) adalah yang menyebabkan surgamu
atau nerakamu" (HR. Ibnu Majah).

Sebuah riwayat yang shahih ketika Muawiyah suatu ketika mendatangi
Rasulullah SAW memohonkan agar dapat ikut berjihad bersama beliau ke medan
juang, maka Rasulullah SAW bertanya kepadanya apakah ibunya masih hidup.
Muawiyah rnenjawab bahwa ibunya masih hidup. Rasulullah SAW kemudian
bersabda, "kembalilah ke rumah dan layani ibumu, karena sorga berada di
bawah telapak kakinya" (HR. lbnu Majah dan Nasa'i)*

Di antara perintah Allah mengenai birrul walidain terdapat di dalam surah
Al Isra' ayat 23 –24. Manakala diperhatikan firman Allah dalam ayat ini
dapat diambil beberapa hal pokok. Pertama, hak dan kedudukan orang tua (ayah
bunda) di dalam Islam memiliki kedudukan yang mulia, langsung berada di
bawah hak-hak Allah SWT. Alquran berulang kali memerintahkan berperilaku
menyenangkan, patuh berbakti kepada ayah bunda.

Selanjutnya, apabila kedua ayah bunda sudah berusia lanjut, sikap dan
perasaan mereka cepat berubah, seperti menjadi mudah tersinggung, suka marah
dan cepat bersedih hati, karena ketuaan usia mereka. Maka kepada anak-anak
mereka diperintahkan agar melihat perubahan perilaku ayah bunda yang sudah
tua renta itu sebagai suatu yang lumrah dan mesti diterima dengan selalu
menampakkan rasa kasih sayang yang tulus sebagai buah dari keluhuran budi
mukmin yang bertaqwa.

Dalam usia lanjut itu, kedua orang tua (ayah bunda) amat mengharapkan kasih
dari anak-anak mereka yang sudah mereka besarkan sedari kecil. Maka
anak-anak mereka dituntut patuh dan senantiasa menyayangi kedua ayah bunda
sebagaimana kasinh sayang kedua orang tua mereka ketika mereka masih
anak-kecil.

Kepada anak-anak dituntut bersikap rendah hati, sopan, dan patuh terhadap
orang tua. Dalam usia ayah bunda sudah lanjut, hendaknya anak-anak
rnelayaninya dengan penuh kepatuhan, semata-mata bersyukur kepada Allah SWT
karena mendapatkan kesempatan melayani orangtua di usia lanjut. Mestinya
disadari bahwa perjalanan hidup anak banyak bergantung kepada kedua
orangtua, walaupun kedua ayah bunda telah merawatnya penuh perhatian dengan
menanggung berbagai penderitaan.

Maka birrul walidain menempati kedudukan istemewa dalam ajaran Islam.
Perintah ihsan kepada ayah bunda ditempatkan oleh Allah SWT di dalam Alquran
sesudah perintah beribadah kepada Allah dan sesudah larangan
menyekutukan-Nya. "Sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukan-Nya
dengan esuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak wabil
waalidaini ihsanan… (Q.S. An Al Isra': 36)

Allah telah menetapkan perintah berterima kasih kepada ayah bunda sesudah
perintah bersyukur kepada Allah SWT. "Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua
orang ibu bapakmu. (Q.S. Luqman:14)

Kemudian, Baginda Rasulullah SAW mengaitkan keridhaan Allah SWT bertalian
dengan keridhaan ayah bunda, sesuai sabda beliau, "Keridhaan Rabb (Allah)
ada pada keridhaan orangtua, dan kemarahan Rabb (Allah) ada pada kemarahan
orang tua" (HR. At Tirmidzi). Demikian pula, Rasulullah SAW meletakkan 'uququl
walidain (durhaka kepada dua orang ibu bapak) sebagai dosa besar sesudah al
isyraaku billah (syirik).

Maka di dalam mengamalkan ibadah-ibadah di dalam bulan Ramadhan khususnya,
dan juga pada setiap saat, janganlah dilalaikan untuk berdoa bagi
keselamatan dan kesejahteraan kedua ayah bunda, agar Allah SWT menurunkan
rahmatnya untuk kita semua.

Wassalamu'alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh,

Air dan kekuatannya

Wednesday 5 August 2009 | Labels: | 0 comments |

kekuatan air
Setelah Melalui penelitian tentang air yang dilakukan oleh ilmuwan Jepang Dr.Masaru Emoto akhirnya dapat kita ketahui bahwa air pun ternyata HIDUP dan dapat memberikan respon yang positif ataupun negatif terhadapmanusia.
Penelitian dahsyat ini patut diacungi jempol karena telah membuktikan ayat dalam Al Quran : "Dan kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup..." (Q.S Al Anbiya (21) :30).
Dr.Masaru Emoto berhasil mendapatkan gambar kristal air pertama di dunia bersama sahabatnya Kazuya Ishibashi (seorang ilmuwan yang ahli dalam mikroskop). Foto kristal air ini didapat dengan cara membekukan air pada suhu -25 derajat celcius dan difoto dengan alat foto berkecepatan tinggi. Hasilnya adalah air ternyata mampu merespon terhadap kata-kata, gambar serta musik baik secara positif ataupun negatif.
Jika kita mengatakan kepada air kata-kata "cinta dan terima kasih" maka hasil foto kristal airnya sungguh dahsyat yakni membentuk kristal air heksagonal yang nan indah. Sebaliknya, jika kita mengatakan pada air kalimat "kamu bodoh" maka tidak akan membentuk kristal bahkan gambarnya jelek sekali. Simak perbedaan fotonya berikut ini :
Kristal air yang terbentuk jika kita mengatakan kepada
"kamu bodoh" :
Kristal air yang terbentuk jika kita mengatakan
"cinta dan terima kasih" :
Itulah sebabnya sekarang ini kita harus berahlak baik terhadap air karena dengan ahlak yang baik pada air berarti kita mengkonsumsi air yang akan berdampak baik pada tubuh kita, sebab air yang mampu membentuk heksagonal merupakan air yang mampu melunturkan racun-racun pada tubuh kita. Percobaan terhadap air tidak hanya dilakukan dengan kata-kata namun juga melalui musik. Ternyata musik klasik mampu merubah air membentuk kristal yang sangat indah sedangkan musik heavy metal justru membentuk air yang tidak baik.
Hal yang berkaitan dengan manfaat air adalah sebagai penyembuhan spiritual juga mengagumkan. Foto berikut ini telah memperlihatkan kebesaran Allah, dimana air yang telah diberikan doa ternyata mampu membentuk kristal heksagonal yang sangat indah.
Dengan penelitian ini, jelaslah sudah bahwa pengobatan alternatif melalui air yang telah diberi doa ternyata yakin bisa memberikan kesembuhan kepada penyakit yang berat sekalipun. Jika dulu banyak orang beranggapan penyembuhan penyakit melalui air yang diberi doa adalah musrik maka oleh ilmu pengetahuan telah dibuktikan bahwa doa yang dibacakan pada air mampu merubah air tersebut menjadi air penyembuh. Jadi semua ini sejalan dengan ilmu pengetahuan.
Penelitian Dr.Masimoto inipun tidak hanya mencakup air melainkan juga makanan lainnya yang ternyata mampu memberikan reaksi positif dan negatif. Inilah rahasianya mengapa kita dianjurkan oleh agama untuk berdoa sebelum makan/minum. Doa yang baik ternyata akan mampu merubah air/makanan menjadi sesuatu yang baik bagi tubuh.
Penelitian ini sungguh menyadarkan pad kita bahwa ucapan, pikiran dan perbuatan yang tidak baik ternyata mampu mengalirkan energi negatif yang merubah segala sesuatunya menjadi tidak baik. Peristiwa tsunami di Aceh adalah bukti bahwa alam (air) telah merespon segala ketakutan, kemarahan, kesedihan rakyat aceh selama berpuluh-puluh tahun. Akibatnya adalah air merespon secara negatif dan berbalik menghantam mereka sendiri.

Untuk itu marilah kita berhati-hati! apalagi tubuh kita sendiri ternyata terdiri dari 70% air. Jika kita memiliki pikiran negatif maka air dalam tubuh kita juga akan membentuk pola yang negatif. Akibatnya malah bisa menimbulkan penyakit atau masalah lainnya. Tidaklah mengherankan jika stress ternyata memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap timbulnya penyakit.
Dengan penemuan yang brilian ini, kini sudah saatnya bagi kita semua memiliki pikiran yang positif! Pikiran positif akan memancarkan gelombang energi dalam diri kita sendiri sehingga kesehatan akan semakin baik karena air dalam tubuh kita akan membentuk pola energi yang baik juga. Demikian gelombang energi positif ini akan mempengaruhi lingkungan sekitar kita hingga berdampak positif bagi kita. Hasilnya adalah kesuksesan hanya akan terjadi jika kita berpikiran positif! : rejeki tambah lancar, keluarga harmonis dll.
Dengan membiasakan diri berpikir positif, maka sesungguhnya kita akan mampu menghambat energi negatif yang akan menghantam kita, entah berupa penyakit, stress, sihir dll. Hal ini telah dibuktikan pula oleh Masimoto yaitu air yang telah diberi doa/kalimat positif ternyata masih tetap membentuk kristal meski kemudian diperdengarkan kata-kata negatif. Jadi tunggu apa lagi !?? berpikirlah positif mulai sekarang!!

Ramadhan dan hikmah didalammnya

| Labels: | 0 comments |

HIKMAH RAMADHAN
Ada satu perbedaan yang menyolok antara Nabi kita Muhammad SAW, para sahabat dan kita para umatnya yang hidup dijaman sekarang ini yakni soal menyikapi amal amalan shaleh.
Rosulullah SAW dan para sahabat melihat amal shaleh merupakan sebuah peluang dan kesempatan yang besar yang tak ternilai harganya sehingga saat-saat kehilangan peluang tersebut mereka merasa sangat sedih karena mereka masih merasa belum optimal dalam mengisi peluang amal shaleh tsb. Sehingga tidaklah heran, manusia pilihan sekaliber Nabi Muhammad SAW yang sudah dijamin masuk surga dan dihapuskan segala dosanya masih rajin menunaikkan sholat malam, demikian juga para sahabatnya.
Lalu bagaimana dengan kita yang belum ada apa-apanya disbanding mereka?
Dalam menyongsong berakhirnya bulan Ramadhan Rosulullah dan para sahabatnya menumpahkan kesediahan yang amat dalam karena akan berlalunya sebuah kesempatan yang sangat besar untuk mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Sehingga banyak diantara mereka menangis, takut, khawatir, kalau-kalau ditahun berikutnya tidak bisa lagi bertemu dengan bulan Ramadhan.
Lalu bagaimana dengan kita umatnya yang sekarang ini ?
Aneh tapi nyata, itulah yang terjadi ditengah umat Nabi Muhammad SAW sekarang ini. Kalau dulu Nabi dan para sahabatnya begitu sedih mengakhiri Ramadhan, kita umatnya yang sekarang malah merasakan kegembiraan yang amat sangat dalam meninggalkan bulan Ramadhan. Kita seakan merasa bebas dari kekangan yang membatasi dari makan, minum, bicara dan bergaul bebas. Kita seakan-akan sudah merasa cukup banyak beramal di bulan Ramadhan. Akibatnya banyak diantara kita, pasca Ramadhan kembali tenggelam dalam lautan dosa dan kemaksiatan, kembali lagi pada keadaan sebelum ramadhan. Sehingga hasil pendidikan masuk madrasah Ramadhan selama satu bulan penuh tidak membekas sama sekali. Inilah orang-orang yang rugi.
Kalau dulu Rosul dan para sahabat sangat sibuk sekali beribadah dan beri’tikaf ketika diakhir Ramadhan, kita umatnya yang sekarang diakhir-akhir Ramadhan juga ikut sibuk, tapi sibuk ngurusi persiapan lebaran, sibuk nanti lebaran pakaian model apa, sibuk ngurusin kue-kue lebaran, sibuk mempercantik rumah nanti banyak tamu yang melihat, sehingga meninggalkan ibadah yang seharusnya dijadikan prioritas utama.
Kalau dulu dalam mengakhiri Ramadhan, Rosul rajin i’tikaf di masjid, kita umatnya mengakhiri Ramadhan , pagi-pagi buta sudah sibuk dipasar ngurusin belanja.
Memang tidak dilarang, berbelanja, ngurusin pakaian lebaran, kue-kue lebaran dsb, tapi yang lebih penting dari semua itu yakni dalam mengakhiri Ramadhan kita semakin memanfaatkan kesempatan yang baik untuk beramal dan merenungi diri dihadapan Allah SWT.

Dalam mengakhiri bulan ramadhan, alangkah baiknya kalau kita tidak bosan-bosannya mengoreksi dan memantau kembali diri kita. Sudah seberapa jauh tenaga, pikiran, dan perasaan kita untuk menghidupkan ramadhan. Bagaimana target amalan-amalan kita yang sudah kita canangkan dan sejauhmana tingkat keberhasilan ibadah kita, bagaimana sikap istiqomah kita dalam menjaga amalan-amalan Ramadhan ? semuanya kita jawab dengan jujur oleh hati kita masing-masing.
Semangat bulan ramadhan haruslah kita pelihara walaupun nanti ramadhan telah berakhir. Ini yang harus kita jaga dan kita wariskan kepada anak-anak kita. Begitu banyak pendidikan yang ada dalam madrasah ramadhan bagi kita umat Islam. Oleh karena itu marilah kita pelihara nilai-nilai istiqomah dalam iman, ibadah dan amal shaleh. Inilah semangat ramadhan dalam mengakhiri ramadhan.
Mudah-mudahan kita dan keluarga kita senantiasa diberi kesabaran untuk menjaga semangat dan nilai-nilai yang terkandung dalam bulan suci ramadhan. Semoga amal ibadah kita selama ini diterima disisi Allah SWT dan dicatat sebagai amal shaleh yang akan kita nikmati nanti diakherat. Mudah-mudahan kita bisa bertemu pada bulan ramadhan.
Rasa syukur yang tak terhingga kita panjatkan kepada Allah Sang Pencipta alam semesta dan seisinya ini karena berkat kemurahan-Nyalah kita bisa melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan ini. Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita sama-sama merenungi kembali bagaimana ibadah puasa kita selama 15 hari ini. Apakah puasa kita tahun ini lebih baik atau sebaliknya dari tahun-tahun yang telah kita lalui.
Salam dan shalawat kita limpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW karena berkat Allah lah yang telah membawa kita umatnya dari alam jahiliyah ke alam islamiyah, mengubah kaum yang biadab menjadi kaum yang beradab, mereformasi kaum yang ingkar menjadi kaum yang bertauhid. Begitu besar pengorbanan beliau sehingga sampai akhir hayatnya kita umatnya masih diingat dalam kalbu sucinya. Semoga Allah SWT selalu memelihara nur Muhammad.

Kisah Penebang Pohon

Monday 3 August 2009 | Labels: | 0 comments |

Alkisah ada seorang penebang pohon yang sangat kuat. Dia melamar pekerjaan pada seorang pedagang kayu, dan dia mendapatkannya. Gaji dan kondisi kerja yang diterimanya sangat baik. Karenanya sang penebang pohon memutuskan untuk bekerja sebaik mungkin.
Sang majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerjanya.
Hari pertama sang penebang pohon berhasil merobohkan 18 batang pohon. Sang majikan sangat terkesan dan berkata, "Bagus, bekerjalah seperti itu!"

Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari sang penebang
pohon bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 15
batang pohon.
Hari ketiga dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hanya
berhasil merobohkan 10 batang pohon.
Hari-hari berikutnya pohon yang berhasil dirobohkannya makin sedikit. "Aku mungkin telah kehilangan kekuatanku", pikir penebang pohon itu.

Dia menemui majikannya dan meminta maaf, sambil mengatakan tidak mengerti apa yang terjadi.
"Kapan saat terakhir kau mengasah kapak?" sang majikan bertanya. "Mengasah? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak. Saya sangat sibuk mengapak pohon," katanya.

CATATAN :
Kehidupan kita sama seperti itu. Seringkali kita sangat sibuk sehingga tidak lagi mempunyai waktu untuk mengasah kapak.
"Di masa sekarang ini, banyak orang lebih sibuk dari sebelumnya, tetapi mereka lebih tidak berbahagia dari sebelumnya. Mengapa? Mungkinkah kita telah lupa bagaimana caranya untuk tetap tajam? Tidaklah salah dengan aktivitas dan kerja keras. Tetapi tidaklah seharusnya kita sedemikian sibuknya sehingga mengabaikan hal-hal yang sebenarnya sangat penting dalam hidup, seperti kehidupan pribadi, menyediakan waktu untuk membaca, dan lain sebagainya.

Kita semua membutuhkan waktu untuk tenang, untuk berpikir dan merenung,
untuk belajar dan bertumbuh.
Bila kita tidak mempunyai waktu untuk mengasah kapak, kita akan tumpul dan kehilangan efektifitas.

Jadi mulailah dari sekarang, memikirkan cara bekerja lebih efektif dan menambahkan banyak nilai ke dalamnya.

Merubah sakit menjadi berkah

Sunday 2 August 2009 | Labels: | 0 comments |

Bagaimana sebaiknya sikap Mental kita sewaktu sedang Sakit,
terutama PENYAKIT BERAT dan TIDAK KUNJUNG SEMBUH ?
TERUTAMA Bagi yang Mereka yang Suka SAKIT-sakitan atau
sedang SAKIT BERAT,
Apalagi Penyakit Tersebut BUKAN PENYAKIT MEDIS,
karena KATA-kata yang DISAMPAIKAN MEMANG BENAR ADANYA.

Adalah Sesuatu yang LAZIM bila
Sebagian kita JATUH MENGELUH TATKALA SAKIT.
Tubuh Lunglai, Wajah Kuyu dan Pudar Cahayanya.
Padahal,
SEMAKIN KITA MENGELUH, Maka AKAN SEMAKIN TERASA PULA SAKITNYA.
Yang PALING MEMBAHAYAKAN adalah
Bila PIKIRAN kita TIDAK TERKUASAI Dengan BAIK.
Biasanya MENERAWANG JAUH, REALITAS Yang Ada DIDRAMATISIR,
SEGALANYA DIPERSULIT dan DIKEMBANGKAN,
Hingga Makin PARAH dan MENEGANGKAN.

Orang yang Terkena Gejala Tumor misalnya, Akan Menjadi Sengsara
jika yang Menjadi BUAH PIKIRANNYA adalah
Sesuatu yang LEBIH MENGERIKAN Dari KONDISI SEBENARNYA.
"Ah, jangan-jangan tumor ganas.
Bagaimana kalau merambat ke seluruh tubuh, sehingga harus dioperasi ?
Lalu, bagaimana kalau operasinya gagal ?
Belum lagi biayanya yang pasti akan sangat mahal."
Bila hal ini terjadi,
maka Orang tersebut Akan Jauh Lebih Menderita
daripada KENYATAAN Sebenarnya.
Hal ini Terjadi karena KESALAHAN CARA BERPIKIR.
Kita BELUM PAHAM Terhadap HIKMAH dari PENYAKIT yang Menimpanya,
sehingga Salah Dalam Menyikapinya.

Hasilnya jelas :
RUGI DUNIA AKHIRAT.
Sikap MENTAL Semacam Ini Tentu HARUS SEGERA KITA ATASI.
Memang Benar BADAN KITA HARUS SEHAT,
karena HANYA dengan Badan Sehatlah GERAK HIDUP kita Menjadi Lancar.
Kalau pun TUBUH KITA HARUS SAKIT,
Suatu saat Nanti, maka HATI KITA HARUS TETAP BERFUNGSI DENGAN BAIK.
Bagaimana Cara Menyiasatinya ?

Pertama,
kita HARUS YAKIN bahwa HIDUP kita Akan SELALU DIPERGILIRKAN.
Boleh jadi SEKARANG kita SEHAT, tapi Esok hari kita SAKIT.
Ini adalah SEBUAH KENISCAYAAN (KETETAPAN).
Kita HARUS YAKIN bahwa SEGALA YANG ADA dan YANG TERJADI DI DUNIA INI
ADA DALAM GENGGAMAN TUHAN.

Begitu pula kalau TUHAN MENGHENDAKI KITA SAKIT.
Itu adalah HAL yang WAJAR, karena TUBUH KITA ADALAH MILIK-NYA.

Kenapa kita Harus KECEWA dan PROTES ?
Ibarat Seseorang Menitipkan Baju Miliknya Kepada kita.
Kalau Suatu Saat Diambil Kembali,
maka SANGAT TIDAK LAYAK BILA KITA MENAHANNYA.

Alangkah baiknya bila kita MEMILIH RIDHA saja
Dalam MENERIMA SEMUA YANG TERJADI.
Segala KEKECEWAAN, PENYESALAN dan KELUH KESAH,
Sama Sekali TIDAK AKAN MENYELESAIKAN MASALAH.
TUGAS KITA ADALAH RIDHA AKAN KETENTUAN-NYA dan
BERIKHTIAR SEOPTIMAL MUNGKIN Untuk BEROBAT.

Ketiga,
kita HARUS YAKIN bahwa TUHAN itu SANGAT ADIL dan BIJAKSANA
Dalam MENENTUKAN SESUATU HAL Bagi MAKHLUK-Nya.
TUHAN ITU MAHA TAHU Akan KEADAAN Tubuh Kita.
Semua yang DITIMPAKAN kepada Kita SUDAH DIUKUR
dengan SANGAT SEMPURNA dan MUSTAHIL “OVER DOSIS”.

Keempat,
Bila kita MENZHOLIMI DIRI SENDIRI atau ORANG LAIN,
maka TERIMALAH sebagai HUKUMAN DARI TUHAN.
Karena APAPUN yang Berhubungan dengan ZHOLIM,
Pasti TUHAN Akan Memberikan SANKSI-NYA kepada Kita
agar kita BERTAUBAT TIDAK MENGULANGINYA LAGI.

Dengan SAKIT,
Kita Dapat TERHINDAR dari KEMAKSIATAN
yang mungkin Akan kita Lakukan dalam Keadaan Sehat.
Kita Menjadi INSYAF akan Betapa Penting dan
MAHALNYA HARGA PUJI SYUKUR dan KESEHATAN
yang Seringkali kita Sia-siakan Ketika Sehat.

menjadi penulis yang baik

Tuesday 28 July 2009 | Labels: | 0 comments |

seorang penulis biasanya bukan hanya didorong karena pekerjaan semata, tetapi didukung oleh karakter dan bakat
seseorang, bukan berarti pula jika tidak punya bakat tak bisa menulis, tetapi semuanya saling bersinergi,
menulis adalah kegiatan sehari hari setiaap manusia, karena menulis bukan hanya diartikan dengan bolpoin untuk sekarang ini.
tapi menulis diartikan sebagai penuangan ide dan pikiran baik kedalam media elektronik maupun kedalam media manual.
kegemaran menulis bukan hanya berujung pada materi semata, banyak orang yang gemar menulis semata mata karena ingin berbagi
dan tidak ada untus bisnisnya,
tetapi alangkah lebih baiknya jika tulisan kita benyak menghasilkan sesuatu, sesuai dengan hukum dunia
kualitas sesuatu akan sangat tinggi jika banyak menghjasilkan manfaat dari keberadaannya.
tidak hanya menulis, tetapi harus berdasar dan tersetruktur biar pesan yang ingin disampaikan mudah ditangkap oleh pembaca.
gampang saja, kita tinggal mengikuti pola S + P + O +K dan diterangkan menerangkan.

kebanyakan orang tidak ingin membaca secara detail, tetapi ingin membaca inti dari tulisan ini, berarti, gunakanlah pola diterangkan dan menerangkan
biasakanlah kalimat utamanya disimpan diawal kalimat, bukan berarti kalimat utama tidak bagus di akhir kalimat atau ditengah kalimat.
tetapi hal itu biasanya digunakan untuk novel dan karya fiksi, sooo
kuasai ilmunya dan tulislah satu persatu ada yang ada didalam otakmu